Selasa, 06 Agustus 2013

Lingkungan Anak Yang Aman Menurut Pandangan Islam


Wujudkan Lingkungan Aman bagi Anak

 Oleh: Noor Afeefa
Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi anak Indonesia saat ini melainkan prihatin dan miris.  Setidaknya hal ini sejalan dengan apa yang diungkap oleh Komnas PA tentang banyaknya jumlah anak yang mengalami kekerasan khususnya kekerasan seksual di tahun 2013 ini.  Ketua Komnas PA juga menyatakan bahwa 80 persen kekerasan seksual tersebut terjadi di dalam rumah oleh orang-orang terdekat seperti paman, bahkan orang tua sendiri.   Dengan demikian kondisi ini menunjukkan bahwa rumah sudah jarang bisa menjadi tempat mencari perlindungan bagi anak (Metrotvnews.com, 18 Juli 2013).
Kondisi memprihatinkan tersebut mungkin sedikit terobati melalui peringatan Hari Anak Nasional yang tahun ini bertema ‘Indonesia Yang Ramah dan Peduli Anak Dimulai Dari Pengasuhan Dalam Keluarga’.  Mengapa?  Sebab, harapanya jika keluarga atau rumah mampu bersikap ramah dan peduli pada anak, maka salah satu faktor penyebab terbesar masalah kekerasan pada anak dianggap sudah teratasi.  Melalui tema tersebut, diharapkan terwujudnya rumah sebagai tempat teraman bagi anak.  Bahkan Kemen PP-PA juga menginisiasi program kota ramah anak sebagai bentuk intervensi demi mewujudkan perlindungan terhadap anak Indonesia.
Masalahnya, bagaimana mewujudkan rumah yang aman bagi anak dalam sistem sekuler kapitalistik seperti sekarang ini?  Mungkinkah hal ini terwujud? Dan apa yang seharusnya dilakukan?
Kapitalisme Hancurkan Tatanan Keluarga
Harus diakui bahwa keluarga memang berperan dalam menekan angka kekerasan terhadap anak.  Dalam banyak kasus hilangnya keamanan dan kesejahteraan dalam keluarga telah berdampak pada rentannya tindak kekerasan terhadap anak.  Oleh karena itu, mengembalikan fungsi keluarga agar terwujud keamanan dan seksejahteraan seakan menjadi satu-satunya harapan agar masalah ini teratasi.  Persoalannya, benarkah demikian keadaannya?
Sebenarnya berbagai upaya dan propaganda untuk mengembalikan fungsi keluarga sudah jamak dilakukan.  Peringatan Hari Keluarga Nasional juga sering menjadi momentum untuk mengembalikan fungsi keluarga.  Berbagai kampanye tentang pentingnya institusi keluarga selalu memenuhi iklan layanan masyarakat.  Masyarakat pun sebenarnya cukup paham dengan masalah tersebut.  Namun tentu saja, upaya untuk mewujudkan hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan.  Bahkan hampir dikatakan mustahil mewujudkan keluarga atau rumah yang ramah terhadap anak dalam sistem yang selalu melahirkan kemiskinan dan ketidakamanan ini.
Keluarga pada saat ini sesungguhnya tengah dihadapkan pada persoalan berat, terutama masalah kemiskinan dan hilangnya fungsi keluarga akibat kesempitan hidup yang dibentuk oleh sistem sekuler kapitalis.  Seorang ayah yang sudah mengetahui bahwa anak adalah aset bagi masa depannya dan harus dilindungi, mengapa bisa berbuat aniaya kepada anaknya sendiri?  Semua itu bisa terjadi karena kehidupan keluarga tidak layak.  Jika sebuah rumah sederhana harus dihuni oleh beberapa anggota keluarga, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, tidak terlindungi aurat masing-masing jenis, sedangkan pemahaman mereka jauh dari aturan Islam, maka kondisi seperti ini tentu sangat tidak aman bagi anak.
Kondisi yang menimpa keluarga tersebut tentu tidak semata-mata karena faktor internal.  Bagaimana pun pelaksanaan tatanan berkeluarga membutuhkan ruang, fasilitas dan aturan main yang baik.  Sedangkan semua itu sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu sistem ekonomi yang mensejahterakan dan pola kehidupan sosial yang ada di masyarakat.
Dengan demikian, mewujudkan tempat yang ramah bagi anak tentu tidak bisa serta merta dengan mengembalikan fungsi keluarga saja.  Jika hal itu menjadi satu-satunya solusi dan harapan, maka bisa dikatakan penyelesaiannya tidak menyentuh akar persoalan dan harapan pun sia-sia.
Memang, jika para ibu sadar akan kewajibannya menjaga anak-anak, mungkin akan lebih dapat mengurangi kejadian yang tidak dikehendaki itu, dibandingkan jika mereka tidak peduli dengan kewajiban-kewajibannya terhadap anak.  Meski demikian, untuk bisa mewujudkan itu semua membutuhkan upaya yang amat berat, bahkan bisa dikatakan mustahil mencapai tingkat ideal.  Mengapa?
Sesungguhnya kemiskinan yang dihadapi keluarga adalah masalah sistemik.  Kemiskinan keluarga hanyalah imbas dari rusaknya tatanan ekonomi yang diterjadi pada bangsa ini.  Minimnya tempat tinggal adalah hal yang harus dibayar oleh keluarga dengan penghasilan yang minim.
Upaya untuk memberikan pemahaman agar terwujud persepsi yang benar tentang hak-hak anak kepada seluruh anggota keluarga pun tidak mudah.  Tak hanya itu, keterbatasan ekonomi juga memaksa keluarga melanggar rambu-rambu syariah yang harus ditegakkan.  Misalnya, pemisahan tempat tidur antara laki-laki dan perempuan, menutup aurat, dan lain-lain.  Di samping itu, keluarga memerlukan sarana fisik untuk menjaga aurat antar penghuni rumah sehingga tidak mudah menimbulkan rangsangan antar lawan jenis.   Semua itu tak bisa lepas dari kemiskinan yang telah diciptakan oleh kapitalisme.
Dengan demikian, agar keluar dari keterbatasan fisiknya, keluarga membutuhkan peran negara dan masyarakat dalam membangun sistem ekonomi yang handal.  Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga sering terbentur oleh perkara yang menjadi kewenangan negara.  Ini dari sisi ekonomi.
Dari sisi keamanan, menciptakan lingkungan yang aman bagi anak pun menjadi perkara yang tidak mudah jika diserahkan kepada keluarga saja.  Dalam banyak hal, faktor pemicu kekerasan (seksual) pada anak justru berasal dari luar lingkungan anak yang kemudian dibawa ke dalam rumah.
Hal itu bisa berkaitan dengan rusaknya persepsi masyarakat tentang perempuan, seperti maraknya tayangan porno dan pergaulan bebas  di masyarakat.  Korban dari berbagai penyakit sosial tersebut terkadang malah anak-anak yang berada di lingkungan sekitar pelaku kekerasan (di rumah dan sekitarnya).  Sementara sanksi yang mampu mencegah berbagai tindakan rusak itu tidak dapat ditegakkan oleh keluarga sendiri.  Keluarga mengharapkan sanksi dari masyarakat dan negara.  Ini semua menunjukkan bahwa masalah keamanan –yang menjadi salah satu faktor penyebab kekerasan pada anak- juga berkait dengan sistem sosial dan sistem persankian yang berlaku di masyarakat (negara) bukan murni urusan keluarga saja.
Dengan demikian, sesungguhnya yang dibutuhkan oleh keluarga saat ini adalah adanya sistem yang menjaga keluarga dan menjamin berjalannya fungsi keluarga.  Menciptakan kota ramah anak pada sistem kehidupan sekuler-kapitalistik saat ini hanya akan manjadi program yang indah dalam teori namun sulit dalam implementasi.  Sebab, tidak ada dukungan sistem yang mampu mewujukan semua itu.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Artikel Tentang Tanda Tanda Anak Adam Akan Melahirkan


Selamat datang di akhir kehamilan. Barangkali anda hanya tinggal menunggu selama beberapa jam atau beberapa hari ke sebuah proses yang mendebarkan yaitu melahirkan. Namun apapun yang terjadi anda harus bersiap-siap melepaskan julukan sebagai calon ibu dengan kata penuh makna "ibu". Namun sebelum hal tersebut terwujud ada baiknya, kita mengetahui, sebetulnya proses melahirkan itu dimulai dengan tanda-tanda seperti apa, hingga kita yakin jika kita mendapatkan tanda tersebut, tenaga, mental, dan pikiran akan kita kerahkan guna menghadapi proses melahirkan.
Pada kebanyakan wanita, melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, maka banyak bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda prematur atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tubuh anda memproduksi progesteron yang bertujuan melunakkan jaringan di sekitar cervix (leher rahim menghubungkan uterus dan vagina) dan pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan. Melahirkan di mulai saat kontraksi rahim mulai meregangkan jaringan di sekirar cervix.
Tanda-tanda akah melahirkan di awali dengan gejala:
Terasa nyeri di selangkangan
Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.
Sakit pada panggul dan tulang belakang.
Anda akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.
Keluarnya Lendir Kental Bercampur Darah
Selama kehamilan bayi anda tersumbat dalam rahim oleh mucus (gumpalan lendir yang lengket pada leher rahim). Saat persalinan dimulai dan cervix mulai membuka, gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan, membran yang mengelilingi bayi anda dan cairan amniotik agak memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda ini merupakan tanda anda segera akan menjalani proses persalinan.
Kontraksi
Adalah tidak biasa bisa suatu persalinan diawali dengan kontraksi yang kuat. Mulanya, kontraksi tersasa seperti sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ke bagian bawah perut. Beberapa menggambarkannya mirip dengan mulas saat haid. Saat mulas bergerak kebagian perut dengan tangan dapat anda rasakan bagian perut tersebut mengeras. Kejangnya mirip kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu), namur terasa teratur, semakin seiring dengan kemajuan proses persalinan. Rahim tersusun oleh otot-otot longitudinal involuntary, yaitu otot-otot yang tak dapat anda kontrol sesuka hati. Selama proses melahirkan, otot-otot tersebut semakin menebal dan memendek seiring dengan setiap kontraksi, dan saat itu juga otot-otot itu berangsur-angsur berhenti menipis, atau menghapus cervix. Proses ini berlanjut hingga pembukaan cervix menjadi penuh, ukuran lebarnya antara 8-10 cm. Dewasa ini besarnya bukaan tidak lagi diukur dengan jari. Lima jari berarti bukaan penuh.
Tahap awal dilatasi dari 1-4 cm berlangsung paling lama. Kontraksi perlahan dan muncul setiap 15-20 menit, lalu berangsur menguat dan semakin sering sehingga menjadi setiap tiga hingga lima menit, yang membuat anda merasa tak nyaman. Bila air ketuban anda belum pecah, lebih baik mendatangi rumah sakit begitu kontraksi terasa setiap 10 menit. Begitu dilatasi servix mencapai 4 hingga 5 cm, kontraksi akan terasa semakin cepat hingga seperti muncul bergelombang. Untuk mengatasinya ambillah nafas pendek-pendek namun cepat, dan waktu untuk menarik nafas diantaranya akan terasa sangat singkat. Bisa dikatakan inilah masa terberat melahirkan, yang bisa membuat anda ingin memperoleh obat penghilang nyeri.
Pecahnya Air Ketuban
Pada beberapa kasus, membran masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan. Kemudian, desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi anda pada mulut cervix menyebabkan pecahnya air ketuban.
Saat air ketuban mulai bocor, anda akan merasakan semburan air atau hanya rembesan, namun persitiwa sebenarnya pecahnya air ketuban tidak terasa, karena membran tidak memiliki syaraf. Tugasnya adalah menampung dua liter air amniotik steril, yang saat keluar sekaligus juga membersihkan jalur persalinan. Seiring dengan pecahnya membran, proses melahirkan akan berlangsung cepat. Kepala bayi akan berusaha keras menekan cervix, untuk membukanya dan merangsang pelepasalan prostaglanding untuk memacu kontraksi anda.

Sumber : Tanda-Tanda Akan Melahirkan http://bidanku.com

Tanda Tanda Secara umum Orang Mau Melahirkan

Tanda Tanda Bayi mau Lahir

Biasanya secara umum tanda – tanda akan melahirkan adalah :
1.      Perut mulas secara teratur
2.      Mulasnya sering dan lama
3.      Keluar lender bercampur darah dari tempat jalan lahir
4.      Keluar air ketuban dari jalan lahir
Jika sudah terjadi salah satu tanda- tanda tersebut diatas suami atau keluarga segera siap MEMBAWA Ibu hamil ke Fasilitas kesehatan atau klinik kesehatan.

Kenali Tanda Tanda bahaya Pada Wanita Hamil


Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan
1.      Pendarahan pada masa hamil muda maupun tua
2.      Demam atau panas tinggi
3.      Bengkak ditangan, kaki atau wajah disertahi sakit kepala atau kejang.
4.      Bayi dikandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak
5.      Muntah terus dan tidak mau makan
6.      Air ketuban keluar sebelum pada waktunya

Masalah – masalah ini bias menyebabkan keguguran atau kelahiran dini(premature), yang membahayakan kesehatan Ibu dan Bayi. Segera bawa kepetugas kesehatan didampingi keluarga atau suami.
Juga masalah lain dalm kehamilan yang tidak kalah bahayanya yang perlu juga perhatian khusus:
1.      Batuk lama sembuh
2.      Lemah,letih dan lesu
3.      Jantung berdebar – debar
4.      Gatal gatal pada kemaluan
5.      Keluar keputihan, dsb
Segera juga konsultasikan pada petugas kesehatan atau bidan atau dokter anda, dengan ditemani keluarga atau suami anda.