Selasa, 28 Januari 2014

Gejala Harus Diwaspadai Bayi Jatuh Dari Tempat Tidur dan Penanganannya

Gejala Harus Diwaspadai Bayi Jatuh Dari Tempat Tidur dan Penanganannya

Kejadian bayi jatuh dari tidur cukup sering terjadi dialami ketika anak menginjak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Orang tua sering cemas bila hal itu terjadi pada buah hatinya. Bayi yang jatuh dari tempat tidur biasanya berjarak sekitar 50 cm dari ujung tempat tidur ke lantai. Meskipun kepalanya terbentur, selama di dasar lantai tidak ada benda berujung tajam biasanya tidak berakibat buruk. Karena tulang kepala bayi masih cukup elastis, ubun-ubun belum menutup hingga perubahan tekanan tidak memberikan benturan yang keras pada otak.
Bayi terjatuh dari tempat tidur, akan berakibat buruk bila sampai mengganggu petrsarafan di susunan saraf pusat atau otak. Meskipun gangguan tersebut jaeang terjadi. Orang tua harus cermat memperhatikan posisi bayi saat jatuh, bagian tubuh mana yang terbentur lantai. Bila mengganggu susunan saraf pusat atau otak biasanya terdapat tanda pingsan, muntah berlebihan, gelisah berlebihan atau sebaliknya anak tidur terus dengan kesadaran menurun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah adanya benjolan di kepala setelah jatuh, adakah tulang kepala, tulang leher, bahu, tangan atau kaki yang retak, adakah gangguan penglihatan.

Tanda bahaya gangguan susunan saraf pusat saat jatuh yang harus segera di bawa ke rumah sakit:

  • Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
  • Anak menjadi iritabel, bingung, delirium dengan tampilan mengamuk atau meracau tanpa sadar.
  • Kejang atau kelumpuhan pada wajah atau anggota gerak.
  • Sakit kepala atau muntah yang menetap dan semakin bertambah. Adanya kekakuan di leher.
  • Timbul benjolan di kepala terutama di daerah samping.

Penanganan

  • Meski tidak harus segera di bawa ke dokter, bila perlu segera kontak dokter keluarga atau dokter anak anda
  • Bila tidak ada tanda bahaya, anak dapat diobservasi di rumah, diawasi kesadarannya setiap 2-3 jam selama 3 hari setelah anak jatuh. Selama observasi tidak boleh diberikan obat muntah karena dapat menghilangkan gejala muntah yang bertambah.
  • Observasi kesadaran anak dan gejala yang mengganggu persarafan seperti yang tersebut dia atas paling tidak 2 x 24 jam.
  • Bila ada luka di kepala, tekan perdarahan selama 10 menit, bila tidak berhenti segera bawa ke dokter. Bila ada luka benjol atau memar di kepala, kompres dengan es. Untuk mengurangi nyeri boleh diberikan obat analgetik seperti parasetamol.
  • Meski jarang bila timbul benjolan harus diperhatikan berbagai gejala tersebut diatas. Namun meski Anak tidak terluka, tidak selalu tidak ada luka dalam. Trauma kepala dengan luka ringan tidak selalu menimbulkan kegawatan. Sebaliknya benjolan kecil di kepala akibat terbentur lantai dapat menimbulkan kegawatan.
  • Bila terdapat gangguan manifestasi gangguan susunan saraf pusat seperti yang tersebut diatas perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut khususnya CT scan atau MRI.
  • Sebagian besar kasus trauma kepala ringan pada anak tidak memberikan gejala sisa di kemudian hari.
  • Sebagian kecil dan sangat jarang sekali terjadi trauma berat dan sedang. Bila penderita yang sembuh dari trauma kepala berat, umumnya mempunyai gangguan yang menetap, sedangkan trauma kepala ringan dan sedang memiliki resiko mengalami gangguan fungsi kognitif dan motorik di kemudian hari.

Waspadai Bayi Aktif Mudah Jatuh Dari Tempat tidur:

Bayi yang jatuh dari tempat tidur beresiko dialami oleh bayi yang banyak bergerak, sangat aktif dan tidak bisa diam. Tanda dan gejala bayi yang sangat aktif dapat dikenali sejak dalam kandungan dan bayi usia muda. Dalam keadaan seperti itu orangtua harus waspada karena bayi sangat besar beresiko jatuh mulai saat usia 6 bulan adalah :
  • Sejak dalam kehamilan dalam perut saat usia kehamilanm 5 bulan bayi sudah banyak bergerak dengan trendangan sangat kuat terutama saat malam hari
  • Usia kurang  1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan.
  • Usia kurang 6 bulan mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti (“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar.
  • Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri.
  • Usia lebih  6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak atau sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala.
  • Sering kebentur kepala tempat tidur atau dinding di tempat tidur 

Alergi hipersensitiftras saluran cerna, Bayi Aktif dan Mudah jatuh Dari tempat Tidur

Bayi yang sangat aktif sering dialami oleh bayi dengan riwayat hipersensitif dan alergi khususnya saluran cerna. Kaitan itu terjadi karena ternyata bayi atau anak yang mempunyai hipersensitif saluran cerna ternyata dapat merangsang sensitifitas susunan saraf pusat sehingga menimbulkan berbagai manifestasi khususnya membuat anak sangat lincah dan sangat aktif. Teori “Gut-Brain Axis” menjelaskan hal ini mengapa fenomena tersebut dapat terjadi. Bayi yang sangat lincah dan tidak bisa diam inilah yang sering membuta mudah jatuh dari tempat tidur
Manifestasi klinis hipersensitif saluran cerna yang sering dikaitkan dengan bayi sangat aktif dan penderita alergi pada bayi.
  • GANGGUAN SALURAN CERNA : Sering muntah/gumoh, kembung,“cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden /mulet”, sering REWEL / GELISAH/COLIK terutama malam hari), Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari, BERAK DARAH. Feses cair, hijau, bau tajam, kadang seperti biji cabe. Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis, inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau “turun berok”) karena sering ngeden sehingga tekanan di dalam perut meningkat.
Biasanya disertai gejala alergi lainnya
  • Kulit sensitif. Sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.
  • Kuning Timbul kuning tinggi atau kuning bayi baru lahir berkepanjangan seharusnya setelah 2 minggu menghilang sering disebut Breastfeeding Jaundice (kuning karena ASI mengandung hormon pregnandiol).  Seringkali jadi pertanyaan mengapa sebagian besar bayi dengan ASI tidak mengalami kuning berkepanjangan. Setelah usia 6 telapak tangan dan kaki kadang berwarna kuning, sampai saat ini seringkali dianggap karena terlalu banyak makan wortel atau kelebihan vitamin A padahal selama ini hipotesa itu hanya sekedar dugaaan dan belum pernah dibuktikan dengan pemeriksaan darah. Kuning berkepanjangan meningkat pada bayi bisa sering terjadi pada bayi dengan gangguan saluran cerna dengan keluhan obstipasi (sering ngeden/mulet) dan konstipasi. Bila dicermati saat gangguan saluran cerna meningkat kuning semkai terlihat jelas dan sebaliknya saat saluran cerna membaik kuning menghilang.
  • Mulut hipersensitif. Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru. Produksi air liur meningkat, sehingga sering “ngeces (“drooling”) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.
  • Napas Berbunyi (Hipersekresi bronkus). Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Bayi seperti ini beresiko sering batuk atau bila batuk sering lama (>7hari) dan dahak berlebihan )
  • Sesak Saat Baru lahir. Sesak segera setelah lahir. Sesak bayi baru lahir hingga saat usia 3 hari, biasanya akan membaik paling lama 7-10 hari. Disertai kelenjar thimus membesar (TRDN (Transient respiratory ditress Syndrome) /TTNB). BILA BERAT SEPERTI PARU-PARU TIDAK MENGEMBANG (LIKE RDS). Bayi usia cukup bulan (9 bulan) secara teori tidak mungkin terjadi paru2 yang belum mengembang. Paru tidak mengembang hanya terjadi pada bayi usia kehamilan < 35 minggu) Bayi seperti ini menurut penelitian beresiko asma (sering batuk/bila batuk sering dahak berlebihan )sebelum usia prasekolah. Keluhan ini sering dianggap infeksi paru atau terminum air ketuban.
  • Hidung Sensitif. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu, atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Karena hidung buntu dan bernapas dengan mulut waktu minum ASI sering tersedak
  • Mata Sensitif. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi atau kedua sisi.
  • Keringat Berlebihan. Sering berkeringat berlebihan, meski menggunakan AC keringat tetap banyak terutama di dahi
  • Berat Badan Berlebihan atau kurang. Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun). Sebaliknya terjadi berat badan turun setelah usia 4-6 bulan, karena makan dan minum berkurang
  • Saluran kencing. Kencing warna merah atau oranye (orange) denagna sedikit bentukan kristal yang menempel di papok atau diapers . Hal ini sering dianggap inmfeksi saluran kencing, saat diperiksa urine seringkali normal bukan disebabkan karena darah.
  • Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
  • Gangguan Hormonal. Mempengaruhi gangguan hormonal berupa keputihan/keluar darah dari vagina, timbul jerawat warna putih. timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
  • Gangguan Sulit Makan dan Gangguan Kenaikkan Berat Badan. Pada bayi berusia di atas 6 bulan dengan keluhan sering mual, BAB ngeden atau sulit, BAB > 3 kali seringkali mengakibatkan kesulitan makan atau makan hanya sedikit yang mengakibatkan gangguan kenaikkan berat badan dan sering mengalami daya tahan tubuh menurun sejak usia 6 bulan. Pada usia sebelum 6 bulan kenaikkan pesat tetapi setelah usia 6 bulan kenaikkan relatif datar. Pada penderita hipersensitifitas non alergi (non atopi) biasa nya ghangguan berat badan dan sulit makan lebih tidak ringan dan timbul sejak usia sebelum 6 bulan tetapi setelah 6 bulan lebih buruk
  • PROBLEM MINUM ASI : minum berlebihan, berat berlebihan karena bayi sering menangis dianggap haus. Haus palsu adalah tampilan bayi sering menangis, mulutnya sering seperti mau ngempeng atau mencari puting tampak sucking refleks berlebihan dirangsang pipinya sedikit sudah seperti mencari puting. Hal itu belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang. Pada bayi alergi yang sering rewel seringkali saluran cernanya sedikit sakit sehingga bila ada perasaan tidak nyaman bayi akan sering seperti ngempeng atau minta digendong. Sering menggigit puting sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu dan napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi,`karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.
PERILAKU YANG SERING MENYERTAI PENDERITA ALERGI PADA BAYI
  • GANGGUAN NEURO ANATOMIS : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell : bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus). Kejang tanpa disertai ganggguan EEG (EEG normal)
  • GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tba-tiba duduk dan tidur lagi,
  • AGRESIF MENINGKAT, pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menarik puting susu ibu dengan gusi atau gigi, menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut. Tampak gampang seperti gemes atau menggeram
  • GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas bermain, memainkan mainan, bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa lama memperhatikan. Bila minum susu sering terhenti dan teralih perhatiannya dengan sesuatu yang menarik tetapi hanya sebentar
  • EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru tidak sabaran. Sering berteriak dibandingkan mengiceh terutama saat usia 6 bulan
  • GANGGUAN MOTORIK KASAR, GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN KOORDINASI : Pada POLA PERKEMBANGAN NORMAL adalah BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK, BERDIRI DAN BERJALAN sesuai usia. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 – 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan.
  • GANGGUAN ORAL MOTOR: KETERLAMBATAN BICARA: Kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik. GANGGUAN MENGUNYAH DAN MENELAN: Gangguan makan makanan padat, biasanya bayi pilih-pilih makanan hanya bisa makanan cair dan menolak makanan yang berserat. Pada usia di atas 9 bulan yang seharusnya dicoba makanan tanpa disaring tidak bisa harus di blender terus sampai usia di atas 2 tahun.
  • IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.
  • Memperberat ADHD dan Autis. Jangka panjang akan memperberat gangguan perilaku tertentu bila anak mengalami bakat genetik seperti ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi). Tetapi alergi bukan penyebab Autis tetapi hanya memperberat. Penderita alergi dengan otak yang normal atau tidak punya bakat Autis tidak akan pernah menjadi Autis.

Pertolongan Pertama Pada Bayi Yang Jatuh Dari Tempat Tidur



Supaya bayi tidak jatuh dari tempat tidur, halangi tempat tidurnya dengan guling, atau letakkan kasur di bawah atau di lantai.
Pergerakan bayi yang semakin berkembang memang menggembirakan. Namun, pada saat yang sama bayi juga akan berisiko jatuh dari tempat tidur. Banyak orangtua yang mempunyai pengalaman bayinya terjatuh dari tempat tidur. Jangan panik. Berikut pertolongan pertamanya:

* Segera angkat bayi, gendong dan tenangkan.
* Periksa kepala dan badannya, apakah ada luka atau benjol. Untuk benjol bisa dikompres dengan es. Bila ada luka berdarah, tekan luka itu dengan kapas bersih selama 10 menit, kalau tidak berhenti segera bawa ke dokter.
* Setelah bayi tenang dan dipastikan tidak ada luka, berikan ASI. Umumnya setelah minum ASI bayi akan tertidur.
* Yang harus diwaspadai bila bayi sampai pingsan atau tidur dan susah dibangunkan, muntah, kejang pada wajah atau anggota gerak. Segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
* Supaya tidak berulang, halangi tempat tidurnya dengan guling, atau letakkan kasur di bawah atau di lantai.
(Tabloid Nakita)

2 Solusi Mencegah Anak Jatuh Dari Tempat Tidur

tempat tidurDi saat imut imutnya bayi / anak kita, sekitar setelah usia 6 bulan maka kita orangtua harus lebih sering berhati-hati karena anak sudah mulai bisa merangkak dan lebih aktif bergerak. Tentu orangtua senang akan perkembangan anak, namun disisi lain ada bahaya yang mengintai, salah satunya anak jatuh dari tempat tidur.
Anak kami, Khalif pernah mengalami jatuh dari tempat tidur sebanyak 3 kali. Selain itu dia juga pernah jatuh dari toilet sekali dengan kepala belakang terlebih dahulu membentur laintai. Saat jatuh dari tempat tidur anak berusia 7 bulan (belajar merangkak), 10 bulan (merangkak lebih cepat), dan 13 bulan (sudah bisa berjalan).
Saya sangat merasa bersalah ketika anak terjatuh dari tempat tidur dan toilet. Aktifnya anak memang harus diiringi orangtua yang semakin aktif menjaganya. Pun begitu meski kita sudah siaga menjaga anak, ada kalanya orangtua lalai juga bisa karena orangtua mengantuk, kecapean, dan lainnya.
Saya pernah bertanya kepada beberapa teman yang memiliki anak, semuanya kompak mengatakan bahwa anak-anak mereka pernah merasakan jatuh dari tempat tidur. Namun tentu itu tidak menjadikan orangtua tenang karena banyak kejadian mengerikan ketika anak jatuh dari tempat tidur seperti meninggal dunia, retak tulang, penglihatan bermasalah, dan lainnya.

Efek/Gejala Anak Jatuh dari Tempat Tidur

Seperti dikutip dari web ayahbunda, jika bayi jatuh pada usia sekitar 5 bulan, relatif aman karena kepala bayi masih elastis. Namun tentu akan lebih bahaya ketika anak jatuh saat usia lebih besar. Beberapa akibat anak jatuh dari tempat tidur antara lain :
  1. Mual dan Muntah.
  2. Pingsan atau penurunan kesadaran. Ini mungkin terjadi karena ada gangguan syaraf setelah terjatuh.
  3. Benjolan pada bagian yang terjatuh.
  4. Demam / panas. Nah ini yang terjadi saat khalif jatuh diusia 13 bulan. Setelah jatuh dari tempat tidur, dia nangis tanpa suara. Sesaat kami kaget sampai akhirnya dia nangis bersuara. Langsung kami cek kepalanya apakah ada benjolan atau darah. Setelah di usap-usap kepalanya alhamdulillah tidak ada apa-apa. Namun ternyata keesokan harinya, anak kami jadi demam / panas badannya. Ini pertanda adanya perubahan sistem karena otak mengatur sistem yang ada di tubuh kita seperti suhu, kecepatan detak jantung, kecepatan frekuensi napas, dan lainnya.

Solusi

Untuk mencegah anak jatuh dari tempat tidur, ada 2 solusi yang kami lakukan :
  1. Jika memang terpaksa tempat tidur harus menggunakan dipan, maka siapkan bantalan/ kasur tipis di sekitar dipan tempat tidur. Atau sisipkan beberapa bantal guling di pinggir dipan.
  2. Sebenarnya cara terbaik adalah tidak menggunakan dipan. Akhirnya cara ini kami lakukan karena anak sudah bisa berjalan dan tentu lebih riskan terjatuh dari tempat tidur jika masih menggunakan dipan. Jadi tempat tidur hanya beralaskan kasur saja. Dengan adanya dipan pun cukup membahayakan seperti anak bisa terbentur kayu dipan.

TANDA BAHAYA BAYI JATUH

Kejadian bayi jatuh dari tidur cukup sering terjadi dialami ketika anak menginjak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Orang tua sering cemas bila hal itu terjadi pada buah hatinya. Bayi yang jatuh dari tempat tidur biasanya berjarak sekitar 50 cm dari ujung tempat tidur ke lantai. Meskipun kepalanya terbentur, selama di dasar lantai tidak ada benda berujung tajam biasanya tidak berakibat buruk. Karena tulang kepala bayi masih cukup elastis, ubun-ubun belum menutup hingga perubahan tekanan tidak memberikan benturan yang keras pada otak.

Bayi terjatuh dari tempat tidur, akan berakibat buruk bila sampai mengganggu petrsarafan di susunan saraf pusat atau otak. Meskipun gangguan tersebut jaeang terjadi. Orang tua harus cermat memperhatikan posisi bayi saat jatuh, bagian tubuh mana yang terbentur lantai. Bila mengganggu susunan saraf pusat atau otak biasanya terdapat tanda pingsan, muntah berlebihan, gelisah berlebihan atau sebaliknya anak tidur terus dengan kesadaran menurun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah adanya benjolan di kepala setelah jatuh, adakah tulang kepala, tulang leher, bahu, tangan atau kaki yang retak, adakah gangguan penglihatan.

Tanda bahaya gangguan susunan saraf pusat saat jatuh yang harus segera di bawa ke rumah sakit:

1. Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
2. Anak menjadi iritabel, bingung, delirium dengan tampilan mengamuk atau meracau tanpa sadar.
3. Kejang atau kelumpuhan pada wajah atau anggota gerak.
4. Sakit kepala atau muntah yang menetap dan semakin bertambah. Adanya kekakuan di leher.
5. Timbul benjolan di kepala terutama di daerah samping.

Bila tidak ada tanda bahaya, anak dapat diobservasi di rumah, diawasi kesadarannya setiap 2-3 jam selama 3 hari setelah anak jatuh. Selama observasi tidak boleh diberikan obat muntah karena dapat menghilangkan gejala muntah yang bertambah.
Observasi kesadaran anak dan gejala yang mengganggu persarafan seperti yang tersebut dia atas paling tidak 2 x 24 jam.

Jika Kepala Bayi Terbentur

Tanya: Anak kami yang berusia 5 bulan baru saja terjatuh dari atas tempat tidur karena kelengahan kami yang tertidur pulas. Anak kami tidak terluka tetapi tapi kami tidak tahu apakah ada luka dalam dan harus diperiksakan kebagian apa untuk mengetahuinya. Apakah ada efek sampingnya untuk pertumbuhan anak kami dan baikkah untuk bayi berumur 5 bulan dibawa ke urut bayi?
Jawab: Bayi yang jatuh dari tempat tidur (+ 50 cm dari lantai), meskipun kepalanya terbentur, biasanya tidak berakibat buruk. Karena tulang kepala bayi masih cukup elastis, ubun-ubun belum menutup hingga perubahan tekanan tidak memberikan benturan yang keras pada otak.

Bayi terjatuh dari tempat tidur, perlu diperhatikan bagaimana posisi bayi saat jatuh, bagian tubuh mana yang terbentur lantai, pingsan atau tidak, bila pingsan berapa lama, muntah atau tidak, adakah benjolan di kepala setelah jatuh, adakah tulang kepala, tulang leher, bahu, tangan atau kaki yang retak, adakah gangguan penglihatan.

Anak tidak terluka, tidak selalu tidak ada luka dalam. Trauma kepala dengan luka ringan tidak selalu menimbulkan kegawatan. Sebaliknya benjolan kecil di kepala akibat terbentur lantai dapat menimbulkan kegawatan.

Jika pingsan, ada benjolan di kepala, sakit kepala atau muntah yang menetap, keluar cairan/ darah dari telinga atau hidung, adanya kelumpuhan di wajah atau ada kebutaan perlu pemeriksaan CT scan kepala.

Pasien yang sembuh dari trauma kepala berat, umumnya mempunyai gangguan yang menetap, sedangkan trauma kepala ringan dan sedang memiliki resiko mengalami gangguan fungsi kognitif dan motorik di kemudian hari. Namun hampir sebagian besar kasus trauma kepala ringan pada anak tidak memberikan gejala sisa di kemudian hari. Urut / pijat bayi dapat dilakukan pada bayi umur 5 bulan, bahkan pada bayi prematur. Ibu sebenarnya dapat melakukan pijat bayi sendiri tapi harus sesuai pedoman. Bila belum tahu caranya, sebaiknya bawa terlebih dulu ke therapist di rumah sakit.

Banyak sekali manfaat pijat bayi, di antaranya memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, meningkatkan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, membuat tidur lebih lelap, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut) dan meningkatkan hubungan antara orang tua dan bayi.

Kesehatan Ibu Dan Janin

Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Masa Kehamilan :
  • Makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi dalam 1 hari- terlebih jika anda kurus, makan lebih banyak sayur dan buah, lauk- pauk – daging merah, ayam, telur, ikan, ercis dan kacang- kacangan setiap hari.
  • Periksa kehamilan secara teratur ke bidan atau petugas kesehatan lainnya.
  • Minum suplemen zat besi dari bidan tiap hari untuk mencegah pendarahan pada saat melahirkan.
  • Menerima suntikan TT 2 kali semasa kehamilan
  • Menggunakan garam beryodium di makanan setiap hari untuk kesehatan janin.
  • Tetap melakukan aktivitas sehari- hari dan berolahraga secara teratur, tapi jaga jangan terlalu capek.

Hal-hal Yang Harus dihindari Untuk Kesehatan Janin
  • Bekerja terlalu keras dan tidak cukup istirahat.
  • Minum obat sembarangan kecuali dengan resep dokter.
  • Pijat perut.
  • Berada di sekitar anak- anak penderita cacar atau cacar Jerman.
  • Merokok
  • Minum minuman beralkohol
  • Bekerja dengan dan menghirup pestisida, herbisida atau bahan kimia lainnya.
  • Makan terlalu sedikit dengan menu monoton; tidak ada makanan yang harus dihindari selama kehamilan.

Petunjuk Pertolongan Pertama Untuk mengatasi Masalah Ringan Selama Kehamilan
  • Mual atau Muntah-Coba makan dengan porsi kecil tapi teratur walaupun tidak ada nafsu makan. Jika masih berlanjut, bidan mungkin bisa memberi obat.
  • Panas atau Terbakar –di lambung atau rongga dada (asam lambung dan dada sesak) – Makan makanan dalam porsi kecil sampai habis dan banyak minum air.Bidan mungkin bisa memberi obat.
  • Bengkak Kaki- Istirahat dengan kaki diangkat selama beberapa kali dalam sehari. Makan secara teratur dan kurangi makanan bergaram tiggi seperti mi instan. Jika kaki sangat bengkak, dikuti pembengkakan tangan dan wajah, segera pergi berobat.
  • Sakit Punggung : Bisa diatasi melalui olahraga serta sikap duduk dan berdiri tegak.
  • Terlalu kurus, pucat dan lemah : Makan lebih banyak beserta lauk pauk seperti ercis, kacang- kacangan, daging ayam, susu, telur, daging merah, ikan dan sayur warna hijau tua. Minum kapsul zat besi setiap hari.
  • Sembelit :Minum banyak air- kurang lebih 6-8 gelas sehari. Makan banyak buah, sayuran, dan ubi. Banyak berolahraga

Tanda bahaya Masa Kehamilan
  • Pendarahan : Berbaring diam dan panggil petugas kesehatan.Jika pendarahan terjadi di masa akhir kehamilan- setelah 6 bulan, segera pergi ke Rumah Sakit
  • Anemia Akut: Merasa makin lemah, cepat capek, dan terlihat pucat; harus minta kapsul zat besi ke petugas kesehatan. Lebih baik melahirkan di Rumah Sakit karena resiko pendarahan tinggi.
  • Bengkak kaki di tiga bulan terakhir kehamilan disertai gejala bengkak tangan, muka, pusing berkepanjangan, atau pengelihatannya menjadi terganggu ; bisa menjadi masalah serius-bisa jadi terkena toxemia atau keracunan kehamilan.Segera pergi ke petugas kesehatan. Jika memang menderita kehamilan toxemia, sangat penting untuk :
o Istirahat total di tempat tidur
o Makan diet sehat
o Jika tidak ada perubahan gejala , masih mengalami gangguan pengelihatan, bengkak wajah dan berbusa mulut (gejala epilepsy), segera pergi ke rumah sakit, atau mereka bisa meninggal.

Ingat ! – Keluarga sehat adalah keluarga berencana dengan jarak kelahiran normal- paling kurang 2 tahun di tiap jarak kelahiran.