Kejadian bayi jatuh dari tidur cukup sering terjadi dialami ketika anak
menginjak usia 6 bulan hingga 1 tahun. Orang tua sering cemas bila hal
itu terjadi pada buah hatinya. Bayi yang jatuh dari tempat tidur
biasanya berjarak sekitar 50 cm dari ujung tempat tidur ke lantai.
Meskipun kepalanya terbentur, selama di dasar lantai tidak ada benda
berujung tajam biasanya tidak berakibat buruk. Karena tulang kepala bayi
masih cukup elastis, ubun-ubun belum menutup hingga perubahan tekanan
tidak memberikan benturan yang keras pada otak.
Bayi terjatuh
dari tempat tidur, akan berakibat buruk bila sampai mengganggu
petrsarafan di susunan saraf pusat atau otak. Meskipun gangguan tersebut
jaeang terjadi. Orang tua harus cermat memperhatikan posisi bayi saat
jatuh, bagian tubuh mana yang terbentur lantai. Bila mengganggu susunan
saraf pusat atau otak biasanya terdapat tanda pingsan, muntah
berlebihan, gelisah berlebihan atau sebaliknya anak tidur terus dengan
kesadaran menurun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah adanya
benjolan di kepala setelah jatuh, adakah tulang kepala, tulang leher,
bahu, tangan atau kaki yang retak, adakah gangguan penglihatan.
Tanda bahaya gangguan susunan saraf pusat saat jatuh yang harus segera di bawa ke rumah sakit:
1. Anak menjadi tidak sadar atau tidur terus.
2. Anak menjadi iritabel, bingung, delirium dengan tampilan mengamuk atau meracau tanpa sadar.
3. Kejang atau kelumpuhan pada wajah atau anggota gerak.
4. Sakit kepala atau muntah yang menetap dan semakin bertambah. Adanya kekakuan di leher.
5. Timbul benjolan di kepala terutama di daerah samping.
Bila tidak ada tanda bahaya, anak dapat diobservasi di rumah, diawasi
kesadarannya setiap 2-3 jam selama 3 hari setelah anak jatuh. Selama
observasi tidak boleh diberikan obat muntah karena dapat menghilangkan
gejala muntah yang bertambah.
Observasi kesadaran anak dan gejala yang mengganggu persarafan seperti yang tersebut dia atas paling tidak 2 x 24 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar